;

Minggu, 22 April 2012

SEJARAH IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

Minggu, 22 April 2012

imm-metro.blogspot.com
IMM Kota Metro Kelahiran IMM tidak lepas kaitannya dengan sejarah perjalanan Muhammadiyah, dan juga bisa dianggap sejalan dengan faktor kelahiran Muhammadiyah itu sendiri. Hal ini berarti bahwa setiap hal yang dilakukan Muhammadiyah merupakan perwujudan dari keinginan Muhammadiyah untuk memenuhi cita-cita sesuai dengan kehendak Muhammadiyah dilahirkan.


Logo Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Di samping itu, kelahiran IMM juga merupakan respond atas persoalan-persoalan keummatan dalam sejarah bangsa ini pada awal kelahiran IMM, sehingga kehadiran IMM sebenarnya merupakan sebuah keha-rusan sejarah. Faktor-faktor problematis dalam persoalan keummatan itu antara lain ialah sebagai berikut (Farid Fathoni, 1990: 102) :
  1. Situasi kehidupan bangsa yang tidak stabil, pemerintahan yang otoriter dan serba tunggal, serta adanya ancaman komunisme di Indonesia
  2. Terpecah-belahnya umat Islam dalam bentuk saling curiga dan fitnah, serta kehidupan politik ummat Islam yang semakin buruk
  3. Terbingkai-bingkainya kehidupan kampus (mahasiswa) yang berorientasi pada kepentingan politik praktis
  4. Melemahnya kehidupan beragama dalam bentuk merosotnya akhlak, dan semakin tumbuhnya materialisme-individualisme
  5. Sedikitnya pembinaan dan pendidikan agama dalam kampus, serta masih kuatnya suasana kehidupan kampus yang sekuler
  6. Masih membekasnya ketertindasan imperialisme penjajahan dalam bentuk keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan
  7. Masih banyaknya praktek-praktek kehidupan yang serba bid'ah, khurafat, bahkan ke-syirik-an, serta semakin meningkatnya misionaris-Kristenisasi
  8. Kehidupan ekonomi, sosial, dan politik yang semakin memburuk
Dengan latar belakang tersebut, sesungguhnya semangat untuk mewadahi dan membina mahasiswa dari kalangan Muhammadiyah telah dimulai sejak lama. Semangat tersebut sebenarnya telah tumbuh dengan adanya keinginan untuk mendirikan perguruan tinggi Muhammadiyah pada Kongres Seperempat Abad Muhammadiyah di Betawi Jakarta pada tahun 1936. Pada saat itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah diketuai oleh KH. Hisyam (periode 1934-1937). Keinginan tersebut sangat logis dan realistis, karena keluarga besar Muhammadiyah semakin banyak dengan putera-puterinya yang sedang dalam penyelesaian pendidikan menengahnya. Di samping itu, Muhammadiyah juga sudah banyak memiliki amal usaha pendidikan tingkat menengah.

IMM Kota Metro

Gagasan pembinaan kader di lingkungan maha-siswa dalam bentuk penghimpunan dan pembinaan langsung adalah selaras dengan kehendak pendiri Muhammadiyah, KHA. Dahlan, yang berpesan bahwa "dari kalian nanti akan ada yang jadi dokter, meester, insinyur, tetapi kembalilah kepada Muhammadiyah" (Suara Muhammadiyah, nomor 6 tahun ke-68, Maret II 1988, halaman 19). Dengan demikian, sejak awal Muhammadiyah sudah memikirkan bahwa kader-kader muda yang profesional harus memiliki dasar keislaman yang tangguh dengan kembali ke Muhammadiyah.
Namun demikian, gagasan untuk menghimpun dan membina mahasiswa di lingkungan Muhammadiyah cenderung terabaikan, lantaran Muhammadiyah sendiri belum memiliki perguruan tinggi. Belum mendesaknya pembentukan wadah kader di lingkungan mahasiswa Muhammadiyah saat itu juga karena saat itu jumlah mahasiswa yang ada di lingkungan Muhammadiyah belum terlalu banyak. Dengan demikian, pembinaan kader mahasiswa Muhammadiyah dilakukan melalui wadah Pemuda Muhammadiyah (1932) untuk mahasiswa putera dan melalui Nasyi'atul Aisyiyah (1931) untuk mahasiswa puteri.
Pada Muktamar Muhammadiyah ke-31 pada tahun 1950 di Yogyakarta, dihembuskan kembali keinginan untuk mendirikan perguruan tinggi Muhammadiyah. Namun karena berbagai macam hal, keinginan tersebut belum bisa diwujudkan, sehingga gagasan untuk dapat secara langsung membina dan menghimpun para mahasiswa dari kalangan Muhammadiyah tidak berhasil. Dengan demikian, keinginan untuk membentuk wadah bagi mahasiswa Muhammadiyah juga masih jauh dari kenyataan.
Pada Muktamar Muhammadiyah ke-33 tahun 1956 di Palembang, gagasan pendirian perguruan tinggi Muhammadiyah baru bisa direalisasikan. Namun gagasan untuk mewadahi mahasiswa Muhammadiyah dalam satu himpunan belum bisa diwujudkan. Untuk mewadahi pembinaan terhadap mahasiswa dari kalangan Muhammadiyah, maka Muhammadiyah membentuk Badan Pendidikan Kader (BPK) yang dalam menjalankan aktivitasnya bekerja sama dengan Pemuda Muhammadiyah.
Gagasan untuk mewadahi mahasiswa dari ka-langan Muhammadiyah dalam satu himpunan setidaknya telah menjadi polemik di lingkungan Muhammadiyah sejak lama. Perdebatan seputar kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berlangsung cukup sengit, baik di kalangan Muhammadiyah sendiri maupun di kalangan gerakan mahasiswa yang lain. Setidaknya, kelahiran IMM sebagai wadah bagi mahasiswa Muhammadiyah mendapatkan resistensi, baik dari kalangan Muhammadiyah sendiri maupun dari kalangan gerakan mahasiswa yang lain, terutama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Di kalangan Muhammadiyah sendiri pada awal munculnya gagasan pendirian IMM terdapat anggapan bahwa IMM belum dibutuhkan kehadirannya dalam Muhammadiyah, karena Pemuda Muhammadiyah dan Nasyi'atul Aisyiyah masih dianggap cukup mampu untuk mewadahi mahasiswa dari kalangan Muhammadiyah.
Di samping itu, resistensi terhadap ide kelahiran IMM pada awalnya juga disebabkan adanya hubungan dekat yang tidak kentara antara Muhammadiyah dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Hubungan dekat itu dapat dilihat ketika Lafrane Pane mau menjajagi pendirian HMI. Dia bertukar pikiran dengan Prof. Abdul Kahar Mudzakir (tokoh Muhammadiyah), dan beliau setuju. Pendiri HMI yang lain ialah Maisarah Hilal (cucu KHA. Dahlan) yang juga seorang aktifis di Nasyi'atul Aisyiyah.
Bila asumsi itu benar adanya, maka hubungan dekat itu selanjutnya sangat mempengaruhi perjalanan IMM, karena dengan demikian Muhammadiyah saat itu beranggapan bahwa pembinaan dan pengkaderan mahasiswa Muhammadiyah bisa dititipkan melalui HMI (Farid Fathoni, 1990: 94). Pengaruh hubungan dekat tersebut sangat besar bagi kelahiran IMM. Hal ini bisa dilihat dari perdebatan tentang kelahiran IMM. Pimpinan Muhammadiyah di tingkat lokal seringkali menganggap bahwa kelahiran IMM saat itu tidak diperlukan, karena sudah terwadahi dalam Pemuda Muhammadiyah dan Nasyi'atul Aisyiyah, serta HMI yang sudah cukup eksis (dan mempunyai pandangan ideologis yang sama). Pimpinan Muhammadiyah pada saat itu lebih menganakemaskan HMI daripada IMM. Hal ini terlihat jelas dengan banyaknya pimpinan Muhammadiyah, baik secara pribadi maupun kelembagaan, yang memberikan dukungan pada aktivitas HMI. Di kalangan Pemuda Muhammadiyah juga terjadi perdebatan yang cukup sengit seputar kelahiran IMM. Perdebatan seputar kelahiran IMM tersebut cukup beralasan, karena sebagian pimpinan (baik di Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyi'atul Aisyiyah, serta amal-amal usaha Muhammadiyah) adalah kader-kader yang dibesarkan di HMI.
Setelah mengalami polemik yang cukup serius tentang gagasan untuk mendirikan IMM, maka pada tahun 1956 polemik tersebut mulai mengalami pengendapan. Tahun 1956 bisa disebut sebagai tahap awal bagi embrio operasional pendirian IMM dalam bentuk pemenuhan gagasan penghimpun wadah mahasiswa di lingkungan Muhammadiyah (Farid Fathoni, 1990: 98). Pertama, pada tahun itu (1956) Muham-madiyah secara formal membentuk kader terlembaga (yaitu BPK). Kedua, Muhammadiyah pada tahun itu telah bertekad untuk kembali pada identitasnya sebagai gerakan Islam dakwah amar ma'ruf nahi munkar (tiga tahun sesudahnya, 1959, dikukuhkan dengan melepas-kan diri dari komitmen politik dengan Masyumi, yang berarti bahwa Muhammadiyah tidak harus mengakui bahwa satu-satunya organisasi mahasiswa Islam di Indonesia adalah HMI). Ketiga, perguruan tinggi Muham-madiyah telah banyak didirikan. Keempat, keputusan Muktamar Muhammadiyah bersamaan Pemuda Muhammadiyah tahun 1956 di Palembang tentang "..... menghimpun pelajar dan mahasiswa Muhammadiyah agar kelak menjadi pemuda Muhammadiyah atau warga Muhammadiyah yang mampu mengembangkan amanah."
Baru pada tahun 1961 (menjelang Muktamar Muhammadiyah Setengah Abad di Jakarta) diseleng-garakan Kongres Mahasiswa Universitas Muham-madiyah di Yogyakarta (saat itu, Muhammadiyah sudah mempunyai perguruan tinggi Muhammadiyah sebelas buah yang tersebar di berbagai kota). Pada saat itulah, gagasan untuk mendirikan IMM digulirkan sekuat-kuatnya. Keinginan tersebut ternyata tidak hanya dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah, tetapi juga dari kalangan mahasiswa di berbagai universitas non-Muhammadiyah. Keinginan kuat tersebut tercermin dari tindakan para tokoh Pemuda Muhammadiyah untuk melepaskan Departemen Kemahasiswaan di lingkungan Pemuda Muhammadiyah untuk berdiri sendiri. Oleh karena itu, lahirlah Lembaga Dakwah Muhammadiyah yang dikoordinasikan oleh Margono (UGM, Ir.), Sudibyo Markus (UGM, dr.), Rosyad Saleh (IAIN, Drs.), sedang-kan ide pembentukannya dari Djazman al-Kindi (UGM, Drs.).
Tahun 1963 dilakukan penjajagan untuk mendirikan wadah mahasiswa Muhammadiyah secara resmi oleh Lembaga Dakwah Muhammadiyah dengan disponsori oleh Djasman al-Kindi yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Dengan demikian, Lembaga Dakwah Muhammadiyah (yang banyak dimotori oleh para mahasiswa Yogyakarta) inilah yang menjadi embrio lahirnya IMM dengan terbentuknya IMM Lokal Yogyakarta.
Tiga bulan setelah penjajagan tersebut, Pimpinan Pusat Muhammadiyah meresmikan berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) pada tanggal 29 Syawal 1384 Hijriyah atau 14 Maret 1964 Miladiyah. Penandatanganan Piagam Pendirian Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dilakukan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat itu, yaitu KHA. Badawi. Resepsi peresmian IMM dilaksanakan di Gedung Dinoto Yogyakarta dengan penandatanganan Enam Pene-gasan IMM' oleh KHA. Badawi, yaitu :
  1. Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa Islam
  2. Menegaskan bahwa Kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM
  3. Menegaskan bahwa fungsi IMM adalah eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah
  4. Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah dengan mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara
  5. Menegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah
  6. Menegaskan bahwa amal IMM adalah lillahi ta'ala dan senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat
Tujuan akhir kehadiran Ikatan Mahasiswa Muham-madiyah untuk pertama kalinya ialah membentuk akademisi Islam dalam rangka melaksanakan tujuan Muhammadiyah. Sedangkan aktifitas IMM pada awal kehadirannya yang paling menonjol ialah kegiatan keagamaan dan pengkaderan, sehingga seringkali IMM pada awal kelahirannya disebut sebagai Kelompok Pengajian Mahasiswa Yogya (Farid Fathoni, 1990: 102).
Adapun maksud didirikannya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah antara lain adalah sebagai berikut :
  1. Turut memelihara martabat dan membela kejayaan bangsa
  2. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
  3. Sebagai upaya menopang, melangsungkan, dan meneruskan cita-cita pendirian Muhammadiyah
  4. Sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah
  5. Membina, meningkatkan, dan memadukan iman dan ilmu serta amal dalam kehidupan bangsa, ummat, dan persyarikatan
Dengan berdirinya IMM Lokal Yogyakarta, maka berdiri pulalah IMM lokal di beberapa kota lain di Indonesia, seperti Bandung, Jember, Surakarta, Jakarta, Medan, Padang, Tuban, Sukabumi, Banjarmasin, dan lain-lain. Dengan demikian, mengingat semakin besarnya arus perkembangan IMM di hampir seluruh kota-kota universitas, maka dipandang perlu untuk meningkatkan IMM dari organisasi di tingkat lokal menjadi organisasi yang berskala nasional dan mempunyai struktur vertikal.
Atas prakarsa Pimpinan IMM Yogyakarta, maka bersamaan dengan Musyawarah IMM se-Daerah Yogyakarta pada tanggal 11 - 13 Desember 1964 diselenggarakan Musyawarah Nasional Pendahuluan IMM seluruh Indonesia yang dihadiri oleh hampir seluruh Pimpinan IMM Lokal dari berbagai kota. Musyawarah Nasional tersebut bertujuan untuk mempersiapkan kemungkinan diselenggarakannya Musyawarah Nasional Pertama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah pada bulan April atau Mei 1965. Musyawarah Nasional Pendahuluan tersebut menyepakati penunjukan Pimpinan IMM Yogyakarta sebagai Dewan Pimpinan Pusat Sementara IMM (dengan Djazman al-Kindi sebagai Ketua dan Rosyad Saleh sebagai Sekretaris) sampai diselenggarakannya Musyawarah Nasional Pertama di Solo. Dalam Musyawarah Pendahuluan tersebut juga disahkan asas IMM yang tersusun dalam ‘Enam Penegasan IMM', Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMM, Gerak Arah IMM, serta berbagai konsep lainnya, termasuk lambang IMM, rancangan kerja, bentuk kegiatan, dan lain-lain.

IMM Kota Metro

IMM Kota Metro

admin -18.37

Selasa, 28 Februari 2012

Tentang Alogaritma

Selasa, 28 Februari 2012

Bagi teman-teman yang ingin mendalami Alogaritma, materi bisa di download di sini :

Pengantar Alogaritma dan Program ---> Download  
Logika Alogaritma ---> Download
Lecture Notes for Algorithm Analysis and Design
This is a collection of algorithms for sorting and searching 
     
     

admin -12.37

Rembuknas Pendidikan: RSBI Akan Tetap Ada

DEPOK, KOMPAS.com - Eksistensi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) hingga saat ini masih menimbulkan pro dan kontra. Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun mengagendakan pembahasan mengenai "nasib" RSBI. Apa hasilnya?

Hasil sementara Rembuknas menyimpulkan bahwa RSBI akan tetap hidup. Hampir seluruh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota menilai, RSBI merupakan program penting dalam peningkatan mutu pendidikan nasional.

Ditemui di sela-sela RNPK, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh membenarkan hal itu. Ia mengatakan, hasil sementara diskusi tentang RSBI menyatakan tidak ada ide untuk membubarkan RSBI. Menurutnya, diskusi kali ini bukan lagi mempermasalahkan ada atau tidaknya RSBI. Melainkan kepada pembenahan tata kelola di masing-masing RSBI.

"Itu hasil sementara. Intinya, tak ada yang punya ide untuk membubarkan RSBI. Seluruh dinas menilai ini masih penting, dan hanya pengelolaannya yang harus dibenahi," kata Nuh, Selasa (28/2/2012), di Depok, Jawa Barat.

Nuh menambahkan, selain tata kelola, RSBI juga dibebankan untuk memenuhi delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Ia menjelaskan, delapan SNP itu menyangkut standar isi, tenaga pendidik, evaluasi, sarana dan prasarana, proses belajar dan mengajar, tata kelola, kompetensi lulusan, dan pembiayaan.

"Delapan SNP itu untuk mengevaluasi suatu sekolah. RSBI sedang dibahas, sore nanti final hidupnya akan diapakan," kata Nuh.

admin -12.29

IPK 4 Belum Tentu "Cum Laude"

DEPOK, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mengatakan, kewajiban publikasi ilmiah sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa S-1, S-2, dan S-3 yang dituangkan dalam surat edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tidak memiliki kekuatan hukum dan hanya bersifat dorongan. Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) Idrus Paturusi juga mempertegas bahwa surat tersebut hanya upaya untuk mendorong budaya menulis. Tak ada sanksi bagi mahasiswa yang tak memublikasi karya ilmiahnya.

Akan tetapi, kata Idrus, meski tak ada sanksi, akan ada perbedaan predikat kelulusan antara mahasiswa yang memublikasi karya ilmiahnya dengan mahasiswa yang tak melakukannya.
 
"Sanksinya tidak ada kecuali predikat kelulusan. Mahasiswa yang IPK 4 belum dinyatakan cum laude jika gagal dalam publikasi. Sebaliknya, mahasiswa dengan IPK 3,7 bisa cum laude jika berhasil melakukan publikasi"
 
"Yang diinginkan Mendikbud adalah kesadaran kita. Sanksinya tidak ada kecuali predikat kelulusan. Mahasiswa yang mempunyai IPK 4 belum dinyatakan cum laude jika gagal dalam publikasi. Sebaliknya, mahasiswa dengan IPK 3,7 bisa cum laude jika berhasil melakukan publikasi," papar Idrus, di sela-sela Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK), di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, Bojongsari, Depok, Senin (27/2/2012).

Dihubungi terpisah, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Suyatno mengatakan, pihaknya menyambut baik diubahnya aturan ini. Menurutnya, perguruan tinggi swasta (PTS) belum semuanya memiliki infrastruktur yang baik untuk menampung makalah mahasiswa. Termasuk di dalamnya jurnal online (e-journal).

"Kami menyambut baik. Harusnya pemerintah membantu PTS untuk membangun infrastrukturnya," tegas Suyatno.

Sebelumnya, secara resmi, APTISI telah menyatakan penolakan atas diwajibkannya publikasi karya ilmiah sebagai syarat kelulusan. Rencananya, kebijakan itu akan efektif berlaku bagi lulusan setelah Agustus 2012. Akan tetapi, kebijakan ini menuai kontroversi. Jumlah jurnal ilmiah yang ada dinilai tidak sesuai dengan jumlah mahasiswa yang diwajibkan memublikasi karya tulisnya.

admin -12.27

Tifatul: Kenapa Koneksi Kita "Lemot"?

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mempertanyakan mengapa koneksi jaringan telekomunikasi lambat. Operator harus waspada.

Hal itu disampaikannya saat membuka Diskusi ICT For All di Aula Pangeran Kuningan Grha Citra Caraka Telkom, Selasa (22/2/2012).

"Kenapa koneksi jaringan kita lemot? Karena pertumbuhan jumlah pengguna telepon selulernya melebihi jumlah infrastruktur. Ini yang harus diwaspadai oleh operator," katanya.

Menurutnya, pertumbuhan pengguna seluler di Indonesia naik begitu cepat. Bahkan tidak sebanding dengan pertumbuhan pembangunan infrastruktur internet di tanah air.

"Saat ini rasio jumlah telepon seluler dengan jumlah penduduk di DKI Jakarta mencapai 1,8. Jadi rata-rata penduduk Jakarta memiliki dua telepon seluler," kata Tifatul saat memberikan sambutan di

Bahkan, sudah menjadi tren di masyarakat Jakarta untuk membawa telepon seluler lebih dari satu, baik yang mendukung koneksi jaringan GSM, maupun CDMA.

Dengan pertumbuhan jumlah pengguna telepon seluler di tanah air yang semakin cepat, Tifatul meminta kepada para operator untuk meningkatkan kapasitas jaringan yang dimiliki.

Ketidakseimbangan antara pertumbuhan jumlah pengguna telepon seluler dan pertumbuhan infrastruktur akan menyebabkan koneksi jaringan menjadi lambat.

Sekadar catatan, jumlah pengguna telepon seluler di tanah air dari tahun ke tahun naik begitu cepat, mulai dari dua juta penggguna, 10 juta pengguna, 20 juta pengguna, hingga 45 juta pengguna di akhir tahun lalu.

Sementara pertumbuhan infrastruktur jaringan tidak bisa naik secara eksponensial seperti pertumbuhan jumlah pengguna telepon seluler.

Bisnis IT meningkat

Hingga akhir 2011 lalu, bisnis IT menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi yang cukup besar bagi Indonesia. Bagaimana tidak, pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 6,5 persen, industri ICT di Indonesia justru tumbuh 13,2 persen.

"Ini berarti industri ICT bisa tumbuh hampir dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional. Potensinya begitu besar," kata Tifatul.

Mengutip riset dari Bank Dunia tahun 2009, sekitar 10 persen penetrasi broadband di suatu wilayah akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 1,38 persen.

Sementara investasi IT di suatu negara yang mencapai 1 persen, akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3 persen.

"Dengan pertumbuhan ekonomi nasional dan bisnis ICT yang positif itu, wajar saja negara kita banyak dilirik oleh bangsa lain, bahkan operatornya," jelasnya.

Saat ini, Saudi Telecom Company sudah masuk ke Axis, Qatar Telecom masuk ke Indosat dan Axiata Malaysia masuk ke XL.

"Tidak hanya warga negara kita yang merantau menjadi TKI di luar negeri. Tapi mereka juga mencari makan di sini, tapi melalui operator itu," jelasnya.

admin -12.18

Virus Facebook Mengganas, 45.000 Akun Dibajak

KOMPAS.com Perusahaan keamanan Seculert mengumumkan bahwa lebih dari 45.000 akun Facebook sudah dibajak peretas dan dimasuki virus. Virus ini menyebar melalui link yang dikirimkan akun Facebook yang terbajak.

Seculert mengatakan, Ramnit, yang pertama kali muncul pada April 2010, kembali mengganas. Selain 45.000 akun Facebook yang terbajak, Ramnit disebut berhasil menginfeksi 800.000 mesin. Hal ini berlangsung pada September hingga Desember 2011.
Microsoft menyebut Ramnit sebagai program jahat multikomponen yang menginfeksi file executable Windows, dokumen Microsoft Office, dan file HTML. Tujuannya adalah mencuri informasi sensitif.
Seculert curiga, pihak tak bertanggung jawab di balik Ramnit menggunakan data curian untuk masuk ke akun Facebook korban dan mengirimkan link berbahaya ke teman-temannya. Selain itu, para penjahat mengincar akses ke jaringan perusahaan.
"Penjahat cyber mengambil keuntungan dari pengguna yang menggunakan password sama untuk semua akun (seperti Facebook, Gmail, Corporate SSL VPN, dan Outlook Web Access). Kesempatan ini digunakan penjahat cyber untuk masuk ke dalam jaringan perusahaan," jelas Seculert.

Facebook sendiri telah mengatakan bahwa setiap harinya mereka memblokir 600.000 login dari akun yang terdeteksi sudah terinfeksi. Jumlah tersebut hanya sedikit dibandingkan jumlah pengguna Facebook yang login setiap hari, yaitu 1 miliar login per hari.
Facebook mengatakan, kurang dari 4 persen konten Facebook adalah spam dan kurang dari 2 persen pengguna akun Facebook yang melihat spam setiap hari. Hal ini masih jauh dengan e-mail yang 89,1 persennya adalah spam.

Untuk menghindari virus dan spam, cara sederhana yang selalu bisa dicoba adalah menggunakan password yang unik dan memiliki password yang berbeda-beda untuk akun yang berbeda-beda pula. Penggunaan antivirus yang update juga membantu mengurangi risiko terinfeksi.

admin -12.13